Lucky Charms Rainbow

Pages

Blogger Widgets

Tuesday 17 February 2015

Kumpulan Cerita Yong Dollah, Sang Seniman dari Bengkalis

-BTW, Saya akan bercerita dalam Bahasa Indonesia. saya cuman gak biasa introduce gak pake bahasa inggris di blog lusuh ini hahahaha.-

So I was wandering around internet like usual. Hmm.. What else am I gonna do in this beautifully awful and boring day? Nothing, except rolling around and browsing internet stuff. Who cares anyway?

Well yeah, as usual. Never be able to sleep early because apparently tonight is so hot. Like the other night. I drink that chamomile tea that I bought 3 days ago at Jaya Grocer. Pretty expensive but it works. I don’t know why it’s not really working tonight. Maybe I shouldn’t drink it too often, my body will get used to it and the chamomile tea effects won’t work on my body anymore.

Orait, back to the topic.

So I was on internet, as usual. and I was lost, as usual. And I found a blog about my childhood hero. Hmm,, yeah, I can say that he’s my childhood hero. It’s a blog about Yong Dollah. He’s an artist from my hometown, Bengkalis. And since this post will discuss about my hometown and childhood hero saya akan menceritakannya dengan Bahasa ibunda tercinta, Bahasa Indonesia. Atau mungkin bahaso melayu bengkales lah siket.

Pak Abdullah Bin Endong atau yang dikenal masyarakat bengkalis dengan panggilan Yong Dollah ialah seorang seniman dari kampung halaman saya, Bengkalis. Menurut blog yang saya temukan diatas, katanya, Yong Dollah ini punya banyak cerita dan kebanyakan ceritanya berdasarkan pengalamannya sendiri berisi lelucon, lawakan, khayalan Yong Dollah. Raditya Dika versi oldschool gitu lah. Beti. Bayangkan seberapa asik dan santainya hidup Yong Dollah karena banyak lelucon dan hal lucu yang dialaminya. Hemm.. *manyun*

Nah, dari dulu sebenarnya saya tidak pernah tau wajahnya seperti apa dan barulah malam ini saya mengetahui wajah childhood hero saya tersebut. Menurut blog yang diatas tadi lagi, wajah beliau seperti ini nih.


Young Dollah sang seniman legendaris *salute*

Beliau ini, kalau bercerita, suka melebih-lebihkan. Bahasa kerennya Hiperbola. Bahasa Inggris nya Hyperbole. Bahasa alay nya Lebay. Padahal Lebay itu dalam Bahasa melayu artinya orang yang pandai berdoa. Kayak ustadz-ustadz yang sering diundang kerumah buat mimpin doa kalo ada syukuran dan acara sejenis. Ntahapa-hapa Bahasa anak jaman sekarang ni. Pening pulak awak dibuatnyo.

Oke, kembali ke Yong tadi.

Beliau ini orangnya expresif. Jadi seolah-olah semua ceritanya terdengar seperti pernah terjadi walaupun terdengar sangat absurd. Cerita Yong Dollah ini banyak versi nya. Terkadang…. bukan terkadang lagi, taapi seringkali karna Yong Dollah ini sudah jadi sebagai ikon seorang yang lucu, banyak cerita yang dikarang oleh orang-orang tetapi menggunakan Yong Dollah sebagai karakter utama. Dulu waktu saya masih kecil cerita Yong Dollah ini sangat popular dan setiap anak berlomba-lomba membuat cerita lucu dengan Yong Dolah sebagai karakter utamanya. Biasanya kami bercerita kalo udah capek main gak jelas. Dulu kan gak ada gadget. Mainnya di tanah, di parit, dan tempat berpotensi untuk menghilangkan nyawa kami. Anak-anak dulu kan hardcore. Oke, kembali ke cerita. Nah, kami dulu suka berlomba menceritakan cerita lucu ketika kami istirahat saat main. Cerita-cerita teman-temanku dulu banyak yang lucu, ada juga yang garing krik-krik kress top cer. Tapi pada dasarnya dulu kami terdengar sangat kreatif. Ceritanya sih itu-itu aja, cuman saking kreatifnya anak-anak ini mereka juga bisa melebih-lebihkan layaknya Yong Dollah. Jatuh nya malah jadi lucu banget. Saya akan menceritakan cerita Yong Dollah yang masih teringat sampai sekarang dan menurut saya cerita Yong Dollah yang paling lucu yang pernah saya dengar. Mungkin ada bahassa melayu Bengkalis yang tidak bisa dimengerti tapi ya ntar deh saya coba translate. Berikut adalah Cerita yang pernah saya dengar. jalan ceritanya kayak gini, tapi detail nya saya tambah sediri, sekalian ngelatih skill nulis. ahoho. oke, let's gooo...



1.                  Yong Pergi Ke Amerika



Pada suatu hari, Yong pergi ke Amerika diundang oleh presiden Amerika (ntah buayo ntah katak, ntah iyo ntah tidak). Sampai di Amerika, Yong pun pergi lah bersiar-siar dulu sekitar Amerika. Semasa Yong berjalan tak jelas mano arah, Yong tesampok satu kedai. Didepan kedai tu ado tulisan “Open”.

“Alamak, Bahayo kedai ni?” kato Yong.

Yong masih terheran-heran dengan kedai ni. Bukan cuma itu, kedai sebelah kiri kanan depan belakang pun bertuliskan “Open”. Sampai kemudian ada Oghang Puteh (orang putih/Caucasian) hendak masuk ke kedai tersebut. Yong terkejut, Yong tegur oghang puteh tu.

“Mister, jangan masok kedai tu. Nanti hangos”

Sang Mister ini tadi mano lah paham bahaso melayu. Mister tu pun bingung. Sebab tak tahu dan tak mau tahu sang mister masuk saja lah kedalam kedai tu.

“Eii, Mister!! Astaghfirullah.. Masuk pulak dio.”  Yong menyayangkan.

Yong pun tak dapat buat apa lah. Tapi sebab Yong penasaran dan ingin tahu apo nasib si mister tadi ni, Yong tunggu si mister tadi depan kedai tu. Tunggu punya tunggu, seorang lelaki berkulit hitam pun keluar dari kedai tersebut. Yong pun menghampiri lelaki tersebut dan Yong berkata

“Haaaa,, Kan Yong dah cakap jangan masuk situ. Kang hangos. Kan sekarang dah Hangos. Degil..”

Yong mengira kalau tulisan “Open” yang digantung di pintu kedai ialah “Oven” untuk memanggang. Seorang kulit putih masuk kedalam kedai dan seorang kulit hitam keluar dari kedai. Yong mengira mereka adalah orang yang sama. Yong mengira bahwa si Mister yang tadi masuk tadi keluar hangus karna masuk kedalam “Open/Oven”.



-end-



Ceritanya sedikit rasis. Bukan sedikit, tapi emang rasis. Tapi akui saja cerita ini lucu. Dengan keluguan Yong yang mengira si mister masuk ke “Open” dan keluar hangus. Padahal itu 2 orang yang berbeda. Nah, pesan moral nya disini, Belajar baik-baik. Sepele sih. Cuman kebiasaan orang melayu, hmm,, gak,, kebiasaan orang Indonesia yang ain’t got time to pronounce “V” atau “F” dengan baik dan benar. Jadi bilang nya “Open”. Sama kayak “Film” jadi “Pilem”. “Fanta” jadi “Panta” . Kalo bercita-cita ingin keluar negri, belajarlah Bahasa Inggris yang baik dan benar. Jadi gak malu-maluin.



2.                  Lotre



Suatu hari, Yong sedang bersantai di ruang tamu. Lalu adik Yong pulang kerumah dari sekolah  dengan wajah masam. Yong ternampak lah adiknya dengan muka masam tadi itu. Yong pun bertanya

“Ha, mengapo mengentam nyo dikau ni? Masaaaam muko. Panjaaang muncong” Tanya Yong.

“Ulangan aku ni ha Yong. Dapat godok aku.” Jawab adik nya sambil mengeluarkan kertas ulangan dengan nilai nol besar berwarna merah menyala.

“Alamak, ni kalau mak dikau nampak, besepai dunio. Mampos lah dikau” Yong menakut-nakuti adiknya.

“Macam mano ni Yong? Aku tendak keno sepak emak do” kata si adik kepada Yong.

Yong pun berfikir keras mecari akal untuk menyembunyikan kertas ulangan si adik. Namun belum lagi sempat berfikir si emak menjerit dari belakang

“YONG? ADIK DIKAU TU? BALEK TAK PAKAI ASSALAMUALAIKUM HA..” Suara emak mendekat dan terdengar hentak kaki emak di lantai papan rumah.

“Alamak, emak, Yong. Mampos lah aku” si adik panik.

Tanpa berpikir panjang, Yong sumpal Kertas ulangan ke mulut si adik.

“Telan!! TELAN!!” perintah Yong kepada adiknya. Kertas tak berdosa itu pun ditelan bulat-bulat. Si adik terbatuk-batuk. Dalam waktu yang sama Emak pun sampai keruang tamu.

“Ha, mengapo dikau? Tebatuk-batuk. ntah hapo-hapo yang dijajan dekat sekolah agaknyo? Mano kertas ulangan dikau?” kata Emak.

“Aeeee,, anu,, pak guru tak kasi balik kertas ulangan tu do.” Jawab Yong.

“aeh? kenapo dikau pulak yang menjawab?” Tanya si Emak. Yong dan adik panik.

“eee,,, aa,, budak ni cakap tadi. Kan dio tengah tebatuk ni, macam mano pulak dio nak menjawab. Emak ni asyik maraaaah ajo. Cepat tuo kang” jawab Yong sambal mengejek Emak

“Ish, memang aku dah tuo” jawab si Emak sambil berbalik menuju dapur. Yong dan si Adik menghela nafas.

“Selamat aku Yong.”

“ceh, besok-besok belajo tu bebetol”  jawab Yong sambil mengutuk adiknya.

Malam harinya, Yong menonton TV dengan adiknya. Namun tiba-tiba, si adik sakit perut.

“Yong perut aku sakit ni ha” kata si Adik sambil memegang perut.

“Berak lah sano” jawab Yong, masih focus dengan acara di TV.

Si adik berlari menuju WC dan buang hajat sepuas-puasnya. Beberapa saat kemudian si Adik berteriak dari belakang

“YOOOOONG!!!”
Yong terperanjat.

“HAPO?? MENGAPO?? APO NAMONYO??”
Si adik berlari menuju Yong dengan secarik kertas di tangannya.

“Yong aku dapat seratus ribu dekat taik aku, Yong” sambil menyodorkan secarik kertas berlapiskan “emas”. Yong mundur 3 langkah. Yong terheran.

“Macam mano dikau dapat ni?” Tanya Yong masih terheran.

“Ntah, kertas ulangan tadi petang aku makan dak?” sangka si adik.

“betul lah?” Tanya Yong masih terheran.

“Ntah, yang penting aku dapat duit. Hahahahaha”

Yong sangat terheran. Apa benar gara-gara makan kertas ulangan dapat duit? Yong yang tak bepuas hati masuk kedalam kamar adiknya mencari kertas ulangan adiknya yang lain. kalau-kalau ada. Dan ditemukannya 1 kertas ulangan adiknya. Tanpa berfikir panjang, Yong makan kertas ulangan yang malang tersebut dan langsung tidur. Berharap esok pagi rutinitas Yong tiap pagi di WC membuahkan hasil.

Malam yang pelik itu berjalan panjang. Keesokan harinya, Yong melaksanakan “Bertapa” di WC. Tunggu punya tunggu akhirnya keluarlah secarik kertas bersama tumpukan “hasil tambang” Yong. Yong sangat gembira melihat kertas tersebut. Namun yang ditemukannya bukan uang kertas. Ketika Yong buka lipatan kertas binasa itu terdapat sebuah tulisan

“MAAF, ANDA KURANG BERUNTUNG”



-end-



Pesan moralnya. Gak ada. Yang pasti JANGAN DAPAT NOL PAS ULANGAN DAN JANGAN MAKAN KERTAS. Ceritanya jorok. Baru sekarang nyadar. Tapi dulu lucu loh. Mungkin sekarang otak saya sudah lurus. Tapi masih lucu ceritanya sampai sekarang hahahaha. ada sih pesan moral nya. gak semua yang didapat sama orang kita juga bisa dapat. kalo udah usaha tinggal tawakal aja. hasilnya tergantung sama yang maha kuasa. Shit man, how can i get so positive over a story about shit? 

Abaikan.



3.                  Kapal Pesiar



Yong ialah seorang kapten sebuah kapal yang besar. Suatu hari yong pulang ke Bengkalis. Dermaga tempat kapal Yong dilabuhkan berjauhan dengan kampong Yong. Jadi Yong pulang dengan becak. Sampai di kampong, seluruh warga kampong menyambut Yong dengan meriah. Warga kampong tidak sabar untuk mendengarkan cerita Yong dan kapal pesiarnya yang dikabarkan sangat besar tersebut. Warga kampong berkumpul untuk mendengarkan cerita Yong.

“Haa.. Miko nak dengo ceghito apo?” Tanya Yong kepada warga.

“Yong aku dengo kapal dikau beso” kata salah seorang warga.

“Beso tu beso. Tapi tak lah beso sangat do.” Jawab Yong dengan rendah diri.

“Hooooooo” gumam warga kampong. Lalu salah seorang warga bertanya lagi.

“berapo panjang kapal dikau Yong?”

“Panjang tu tak berapo panjang do. Kalau bawak pisang dari depan ke belakang, Pisang busuk” jawab Yong.

“Ish, panjang tu Yong.” warga tersebut terkagum-kagum. Lalu warga lain bertanya lagi

“Kalau lebar nyo Yong?”

“Lebar nyo tu pun tak Lebar-lebar betul. Kalau dikau masak nasi dari kiri ke kanan, Nasi basi” jawab Yong.

“ckckckckck. Lebar tu Yong” warga masih terkagum-kagum.

“Kalau tinggi Yong?” Tanya salah seorang warga lagi.

“Haaaaa,, kalau tinggi tu memang tak tinggi do. Kalau dikau berak di atas, taik tu jatuh, sampai dibawah, Taik Kering.”

*dubrak*



-end-



Besarnya kapal pesiar milik Yong ini. Hahahahaha, kapal mana sih yang sebesar itu? Ada-ada saja. Pesan moralnya, yaaa jangan sampe kena tipu orang deh.



4.                  Yong dan anak Pak Haji



Yong, ialah pemuda yang sangat pintar mengaji. Namun Yong ini sangat nakal. Kalau orang melayu Bengkalis menyebutnya Teking (red : Təkeng). Seperti biasa Yong pergi mengaji dengan kawan-kawannya. Hari ini Yong pergi mengaji dirumah Pak Haji Samad (atau siapapun namanya, saya tidak ingat). Pak Haji Samad ini punya 2 orang anak gadis, satu bernama Ani dan satu lagi Siti. Apabila anak-anak muda ini ternampak anak gadis pak haji Samad ni, terkesima lah mereka. Semua berlomba-lomba mengaji yang betul untuk memikat hati anak gadis pak haji Samad. Namun satupun taka da yang betul kecuali Yong.

“Miko ni, ngaji tak ado yang betul. Sumbaaaaang ajo. Tengok Yong ni, pandai mengaji, sedap suaranyo” kata pak haji memuji Yong.

Hidung Yong pun kembang kempis mendengar pujian pak haji. Tepandang lah anak gadis pak haji, tengah berbisik-bisik di balik lansir pintu dapur. Makin kembang kempis lah hidung Yong.

Pulang mengaji, cuaca terlihat mendung. Yong dan kawan-kawan bergegas pulang kerumah masing-masing. Ditengah jalan mereka bercerita tentang anak gadis pak haji.

“Bukan main cantek lagi anak pak haji Samad tu. Sejuk mato aku memandang” kata Atan.

“Ho’oh, Ani tu ha. Putih melepak kulit dio, silau mato aku memandang” kata Sabir pula.

“tak dikau tengok si Siti? Tinggi semampai. Kalau macam gini caro nyo, tiap hari aku ngaji umah pak haji samad” timpal Udin pula.

“Tapi yang keno puji pak haji tu aku. Hehe” kata Yong bersilang tangan, berlagak.

“Ei, aku nak dengan anak dio lah, bukan bapak nyo. Hahahahahaha” kawan-kawan Yong pun gelak terbahak-bahak.

Lalu Sabir tersadar, Yong tidak memakai sandal.

“Eh, Yong. Selop dikau mano? Tanyanya.

“Eh, iyolah. Tetinggal umah pak haji” jawab yong setelah melihat kaki ayam nya.

“Eleh, alasan dikau ajo tu nak balek lagi ke umah pak haji. Menggatal dekat anak gadis dio” ejek Udin.

“Aku balek ke umah pak haji dulu lah ambik selop aku, miko balek dulu lah.” Kata Yong sambil berjalan me arah rumah pak haji Samad.

“Usah lelamo Yong. Hari nak ujan. Usah dikau kacau anak pak haji ye Yong.” Pekik Atan dan diikuti oleh tawa kawan-kawan Yong.

Yong pun kembali kerumah pak haji Samad.

“SMLEKOOOOOOM” Pekik Yong dari pintu depan rumah pak haji. Pak haji pun menoleh dari arah dapur

“Apo laaaaah dikau ni Yong? Ucap salam tu bebetol. “Assalamualaikum”. Ucap balek bebetul”. Yong tersenging. Pak haji balik ke dapur. Menunggu salam yang betul dari Yong.

“ASSALAMUALAIKUUUUUUM” Pekik Yong lagi.

“Wa’alaikumsalam warahmatullah.. usah pulak tepekik sangat. Pecah pulak tingkap umah pak haji ni kang” gurau pak haji.

“Ha, apo pasal dikau balek lagi kesini?” Tanya pak haji.

“Selop sayo tetinggal pak haji.” Jawab Yong.

“Eh, Iyo pulak. Ani yang letak belakang tadi. Takut keno hujan. Pegi mintak dekat Ani di belakang.”

Yong pun pergi ke belakang dapur. Ada Ani disitu sedang mengangkat jemuran sebelum turun hujan.

“Ani” panggil Yong.

“Eh, Abang Yong. Kenapo bang?” Tanya Ani.

“Abah dikau tu ha. Suruh dikau cium pipi abang sebelah kanan.” Gurau Yong.

“Ah, Tendak do” tolak Ani sebab tidak percaya.

Yong pun besorak dari belakang

“Pak hajiiiiiiiiiiiiiii, Ani tak kasiiiiiiiiiiiiiiiiiii”

Mendengar sorak Yong pak haji pun menyahut

“Kaaaasii, Niiiiiiiiiiiii…!”

“Ha, dengo tu? Abah dikau suruh.” Kata Yong sambil menahan ketawa.

Dengan muka masam, Ani pun mencium pipi Yong sebelah kanan. Yong tersenging-senging. Setelah itu, yong pun meminta sandal nya yang tertinggal kepada Ani dan Ani memberikannya kepada Yong sebelum Yong mengadu kepada Abah nya lagi. Yong berpamitan dengan Ani dan Ani pun berpamitan hendak melipat baju. Ketika hendak berpamitan dengan pak haji, hujan pun turun.

“Hujan ni nak tunggu lah dulu” pinta pak haji kepada Yong.

“Iyo lah pak haji” terima Yong.

Tak berapa lama kemudian, Yonng terpandang anak gadis pak haji yang satu lagi, Siti. Pergi kearah dapur. Yong yang teking dah miang ni tak habis akal mengusik anak pak haji.

“Pak haji, sayo sejuk ni. Boleh mintak kopi tak dengan anak pak haji?” Tanya Yong

“Boleh, Pergi ke belakang tu. Ado Siti di belakang. Minta dio buatkan kopi” jawab pak haji.

Yong pun pergi ke belakang. Ada Siti disitu. Tengah mencuci piring.

“Siti” panggil Yong.

“Iyo Bang Yong?” jawab Siti.

Yong mendekati Siti dan berbisik pelan. “Abah dikau tu.. disuruh dio pulak abang mintak dikau cium pipi abang sebelah kiri”

Siti terkejut dan mengenyitkan mata “Ih, Tendak lah, malu”

Sekali lagi Yong berteriak “ Pak Hajiiiiiiiiiiiiiiiii,, Siti tak kasiiiiiiiiiiiiiiiiiii”

Dan sekali lagi pak haji menyahut “Kaaaaaaaaaaaasiiiiiiii, Sitiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii… mengapo laaahh, anak gadis aku niiii. Disuruh tak mau?”

Yong menahan ketawa. Siti pun dengan malu-malu mencium pipi kiri Yong. Setelah itu Yong meminta Siti membuatkan nya kopi. Setelah menghabiskan kopi dan melihat hujan sedikit mereda hanya tinggal gerimis saja, Yong cepat-cepat minta izin pulang dengan pak haji.

“Balik dulu pak haji. pamit Yong.

“Eh, belum berenti lagi hujan do Yong. Basah dikau kang.” Kata pak haji.

“Tak apo do pak haji. Emak suruh balek sebelum maghrib. Kang keno sungut sayo. Smlekom,, eh,, Assalamualaikum..pak haji.” jawab Yong sambil memasang sandal dengan ligat

“Wa’alaikumsalam warahmatullah. “ jawab pak haji.

“Baik budi betul budak ini. Pandai mengaji pulak tu” kata pak haji dalam hati. Lalu kedua anak gadis nya menghampiri abah nya.

“Abaah, betul tadi abah suruh Ani cium pipi kanan Bang Yong?” Tanya Ani.

“Hah? Tak lah, abah suruh ani kasi selop dio yang tinggal tadi” pak haji terkejut.

“Siti pun gitu juga tadi bah. Abah suruh Siti cium pipi kiri bang Yong” kata Siti pula.

“Hah? Tak ado lah, abah suruh dio minta kopi dengan dikau di belakang. KUGHANG HAJO PUNYO BUDAK. MIANG DENGAN ANAK AKU. YOOOOOOOOOOOOOONG!!!”

Pak haji mengejar Yong yang belum jauh dari rumah nya dengan sebuah parang. Yong ternampak pak haji dari arah rumah nya.

“Alamak pecah tembelang”

Yong pun lari sekuat tenaga dan terjadilah adegan filem India di tengah gerimis hujan hanya saja lebih terlihat seperti adegan mengejar pencuri daripada adegan romantis:D



-end-



Pesan moralnya JANGAN GANGGUIN ANAK GADIS ORANG KALO GAK MAU DIBUNUH SAMA BAPAKNYA.


Yaa,, kira-kira segitu lah cerita Yong yang saya ingat. Absurd-absurd gak jelas gitu namun membawa nostalgila yang luar biasa. Ceritanya masih banyak yang lucu. Namun udah gak banyak yang tau cerita Yong Dollah seiring berjalannya waktu. Mainan anak-anak sekarang bukan dongeng sebelum tidur lagi. Tapi udah tontonan YouTube, scrolling over Instagram atau game sejenis Candy Crush yang kadang-kadang bukan bikin ngantuk tapi malah melek semalaman. Bukan mau nyalahin teknologi sih. Tapi udah jadi lifestyle. Mau dibalikin lagi susah.

Semoga aja lah posting kali ini kekal di internet. Ada anak-anak yang nyasar ke blog saya, terus baca cerita dongeng legendaris dari Bengkalis ini. Tapi ini di rated BO harusnya. Anak-anak sekarang pikirannya terlalu dewasa. Yang cerita Yong dan Anak Pak Haji bisa-bisa malah dipraktekin. Kalo anak-anak dulu mah kita nyadar, yang boleh begitu Cuma orang dewasa aja.

Well.. tidak tersangka tidak terduga ada juga 3 jam nulis postingan ini. Semangat sekali saya sodara-sodara. Kalo ada yang nyasar kesini terus baca sampe ke line ini, tolong si share ya. JANGAN DI COPAS LOH. 3 jam loh ini typing nya. At least jadikan saya referensi. Spread the love. Or Nutella. Over a bread.



-Ledy-